meratap dan menangis
Bila sekali sekala ia terhenti
telingaku seakan berdesing.
Mengapa waktu diam
suara itu terngiang-ngiang
Dan bila suasana hingar
ia langsung tak terdengar.
Siulkan melodi itu
Hentak kaki ikut rentak lagu
dan bila semuanya berlalu
kakimu terbuai dan tergantung.
Jelas
hitam, putih dan kelabu
Merah darah jadi rindu
Dendam api jadi satu.
Kekasih
menghulur tangan, memeluk tubuh
hingga tulang jadi debu
hingga ke liang kita bersatu.
Duduklah bersama aku
Kisahkanlah tentang kamu
Aku mendengar sampai tertidur
Bila esok terjaga, kita masih lagi merindu.
No comments:
Post a Comment